What's new

Indonesia Defence Forum

ya dan seba
people are going crazy because Brimob video operating rpg-2........heck they even operate m8 greyhound
120701cPolri.jpg
Saat Polri(brimob dalam hal ini) masih berada di naungan TNI, mereka juga mendapatkan pelatihan dan senjata yang bisa di katakan standar militer.
Bukan cuma kendaraan lapis baja seperti M8 greyhound(yang saya yakin sekarang sudah pensiun),AR-15,RPK, smr bren,granat,M1 bazooka,mortir 60mm dan 80mm juga mereka punya (saya pun yakin hanya tersisa berberapa saja)
:what:
Unit brimob adalah unit paramiliter. di mana tujuan pembentukan mereka adalah menciptakan pasukan polisi/sipil bersenjata yang di latih dengan baik untuk berperang di garis depan,dimana strukturnya sama dengan militer konvensional. jadi kalau mau menindak lanjuti penggunaan senjata brimob tadi ya harus di revisi dulu makna dari paramiliter itu sendiri. pertanyakan apakah kita perlu paramiliter. karena toh kita punya paramiliter lainnya seperti menwa dan bela negara. :coffee:
jadi jangan terkesan kita takutlah mempersenjatai mereka dengan granat, senjata anti tank dan senapan mesin berat. masalah begini ribet, karena menyangkut semboyan "militansi' yang sering di gaungkan instansi seperti TNI sebenarnya. bisa serba salah nanti kalau di perpanjang.:nono:

BSF india,ABF australia,vat 69 malaysia. mereka itu semua sipil dengan persenjataan standar militer. terus kenapa kita sekarang heboh? mari kita heron.:coffee:
 
[URL='https://www.theguardian.com/world/2017/sep/27/banned-west-papua-independence-petition-un']Banned West Papua independence petition handed to UN - The Guardian[/URL]
1.8 million West Papuans petition UN for independence vote - Radio New Zealand
Outlawed West Papua independence petition presented to the United Nations - ABC Online

However....

PBB Anggap Petisi Referendum Papua Barat Benny Wenda Propaganda - MetroTV News
( UN Considers Referendum Petition of West Papua is Benny Wenda's Propaganda )

Well, well... the brits, aussies, and kiwis gearing up their support again ( as usual ) for the breakage of Indonesia. HMS Queens anyone?
 
ya dan seba

Saat Polri(brimob dalam hal ini) masih berada di naungan TNI, mereka juga mendapatkan pelatihan dan senjata yang bisa di katakan standar militer.
Bukan cuma kendaraan lapis baja seperti M8 greyhound(yang saya yakin sekarang sudah pensiun),AR-15,RPK, smr bren,granat,M1 bazooka,mortir 60mm dan 80mm juga mereka punya (saya pun yakin hanya tersisa berberapa saja)
:what:
Unit brimob adalah unit paramiliter. di mana tujuan pembentukan mereka adalah menciptakan pasukan polisi/sipil bersenjata yang di latih dengan baik untuk berperang di garis depan,dimana strukturnya sama dengan militer konvensional. jadi kalau mau menindak lanjuti penggunaan senjata brimob tadi ya harus di revisi dulu makna dari paramiliter itu sendiri. pertanyakan apakah kita perlu paramiliter. karena toh kita punya paramiliter lainnya seperti menwa dan bela negara. :coffee:
jadi jangan terkesan kita takutlah mempersenjatai mereka dengan granat, senjata anti tank dan senapan mesin berat. masalah begini ribet, karena menyangkut semboyan "militansi' yang sering di gaungkan instansi seperti TNI sebenarnya. bisa serba salah nanti kalau di perpanjang.:nono:

BSF india,ABF australia,vat 69 malaysia. mereka itu semua sipil dengan persenjataan standar militer. terus kenapa kita sekarang heboh? mari kita heron.:coffee:
Hehehe bener mas......video nya udah lama tapi pada diributin sekarang ckckckck......ada ada aja yg dipermasalahin orang zaman now
 
Blackhawk at Pondok Cabe, will join the parade
blackhawk.jpg


I personally accept a strong and capable Brimob for dealing with internal threats. They have proven their worth in quickly neutralizing the terrorist camp in Jalin Jantho, as well as patrols in Papua and Tinombala.
This will in turn help make TNI becomes more outward looking, so they will be better prepared for handling potential external threat and TNI will become stronger as well. Not like in Order Baru era when TNI was territorialistic and more inward looking.

Dari 2014 @madokafc udah posting ini
Now Brimob has reached the strength of more than 120.000 personnel, equipped with latest infantry weapons technologies (some units equipped with AT weapons such as RPG and Carl Gustav recoilles rifle), AFV, assault helicopter such Dauphin, and has became one of the most largest, well equipped, well trained para-military units in ASEAN.

Beberapa foto brimob dipersenjatai RPG juga udah sempet diposting duluuu, tapi kemaren dicari udah pada ilang semua kayaknya...

Banned West Papua independence petition handed to UN - The Guardian
1.8 million West Papuans petition UN for independence vote - Radio New Zealand
Outlawed West Papua independence petition presented to the United Nations - ABC Online

However....

PBB Anggap Petisi Referendum Papua Barat Benny Wenda Propaganda - MetroTV News
( UN Considers Referendum Petition of West Papua is Benny Wenda's Propaganda )

Well, well... the brits, aussies, and kiwis gearing up their support again ( as usual ) for the breakage of Indonesia. HMS Queens anyone?

True, that's propaganda bull****. 1.8 million my***. "Nobody" cares what whiny wenda say...
 
Last edited:
Beberapa tahun lagi saja pembangunan papua terus di lakukan, nama si wenda dan gerombolannya akan tergilas hiruk pikuk kehidupan mereka yang merasakan pembangunan. Hanya masalah waktu koq.:whistle:
True, that's propaganda bull****. 1.8 million my***. "Nobody" cares what whiny wenda say...[/QUOTE]
 
garuda-shield-xi-2017-detik-2-ah-64-apache.jpg

FROM INDONESIA
PANGDIVIF 1 KOSTRAD KUNJUNGI LATMA GARUDA SHIELD-11/2017
29 SEPTEMBER 2017 DIANEKO_LC LEAVE A COMMENT
Panglima Divisi Infanteri 1 Kostrad, Mayor Jenderal TNI Ainurrahman meninjau Latihan Bersama (Latma) Garuda Shield-11 di Sukabumi. Kunjung ini berlangsung selama dua hari di dua tempat latihan yang berbeda, Rabu (27/9).

Hari pertama kunjungan dilaksanakan di Mayonif 310/KK Cikembar Sukabumi disambut oleh Komandan Latihan (Exercise Director) Letnan Kolonel Inf Khabib Mahfud, S.I.P dan Colonel Roger Pukahi untuk meninjau pelaksanaan Command Post Exercise (CPX), Combined Tactical Operation Center (CTOC) dan Aviation (TNI AD dan US Army). Dalam kesempatan tersebut Pangdivif 1 Kostrad meninjau secara langsung proses latihan Posko yang sudah memasuki Tahap Dinamika.

“Pada dasarnya pelaksanaan CPX (Latihan Posko) sama dengan yang sering dilaksanakan oleh TNI AD, hanya saja mungkin ada beberapa istilah dan tahapan pelaksanaan yang sedikit berbeda”, ujar Ainurrahman.

Di hari kedua, Panglima Divif 1 Kostrad meninjau pelaksanaan latihan gabungan antara Aviation dan pasukan darat kedua negara yang dilaksanakan di medan latihan Kostrad di Cibenda, Sukabumi.

Skenario yang dilatihankan yaitu Aviation dengan menggunakan 3 helly Bolcow, 1 helly MI 17, dan 3 helly Apache menghancurkan sasaran darat dilanjutkan dengan serbuan munisi tajam oleh pasukan yang bermanuver di darat. Namun latihan penembakan oleh Aviation batal dilaksanakan karena buruknya cuaca di daerah latihan.

“Sampai dengan saat ini pelaksanaan latihan berjalan dengan lancar dan aman, hanya saja untuk Aviation masih terkendala cuaca karena di daerah Sukabumi sudah masuk ke musim penghujan. Semoga saja sesuai dengan tujuan dan sasaran yang diharapkan dari Latma ini”, pungkas Pangdivif 1 Kostrad.

Photo : AH-64 Apache AS dalam latihan gabungan Garuda Shield XI tahun 2017. (Detik)

Sumber : Pen Kostrad
 
Indonesia looks to secure Laos exports
Jon Grevatt - IHS Jane's Defence Industry
24 September 2017
Indonesia is seeking to strengthen its position as a regional defence exporter through a deal to provide Laos with weapons and ammunition, the state-run Antara news agency reported on 24 September.

Ridi Djajakusuma, vice-president for exports at Indonesian small-arms firm PT Pindad, said in comments published by Antara that the Laotian military had expressed interest in acquiring the company’s automatic pistols, rifles, and ammunition.

Djajakusuma stated that the potential order follows PT Pindad sales to Laos in 2014, which featured pistols, assault rifles, ammunition, and other equipment.

Antara added that a new deal is expected to be progressed in Indonesia–Laos talks in October.
 
^^^ apa ga sungkan sama kamboja ya?
Militer kita dekat dengan kamboja. Kamboja laos ada masalah perbatasan kan klo ga salah baru2 ini.....
 
^^^ apa ga sungkan sama kamboja ya?
Militer kita dekat dengan kamboja. Kamboja laos ada masalah perbatasan kan klo ga salah baru2 ini.....

Kalau kita punya National Power gede, otomatis apa yg kita lakukan gak pernah salah dalam Diplomasi Internasional.
 
Lanud Tarakan akan Jadi Home Base Kekuatan Tempur
29 September 2017





Pangkoopsau II Lirik Tarakan

PROKAL.CO, TARAKAN – Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Tarakan ke depannya akan dijadikan sebagai salah satu home base mendukung kegiatan operasi wilayah perbatasan.

Menurut Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yadi Indrayadi Sutanandika di sela kunjungan kerjanya ke Lanud Tarakan, Selasa (26/9), posisi Tarakan strategis karena berada di perbatasan Indonesia, serta ditunjang dengan sarana dan prasarana memadai.

“Di sini karena berada di perbatasan, ke depan harapan saya di sini menjadi salah satu home base kekuatan tempur,” ujarnya.

Dengan begitu, ke depannya akan dilengkapi dengan alutsista canggih seperti pesawat tempur, helikopter, serta peralatan perang lain. Selain itu, juga akan dilakukan perluasan apron agar bisa menampung lebih banyak pesawat tempur.

Melihat area Lanud Tarakan, Yadi menyatakan memungkinkan untuk dilakukan perluasan, karena masih ada lahan kosong yang bisa dimanfaatkan. Sarana lain yang perlu juga diadakan, kata Yadi, adalah radar pengintai, walaupun sudah ada Satuan Radar di Tarakan. Sementara untuk mendukung kekuatan tempur, secara otomatis penambahan pasukan juga akan dilakukan.

Namun, lulusan Akademi TNI AU tahun 1986 ini belum bisa memastikan realisasinya. Menurutnya, semua tergantung juga dukungan rakyat melalui pajak pembangunan yang disetor ke pemerintah.

Dia juga salut dengan Pemerintah Provinsi Kaltara maupun Pemerintah Kota Tarakan yang sudah mendukung kehadiran Lanud Tarakan dengan menyiapkan lahan, serta dukungan lain.

Sebelumnya, Lanud Tarakan sering dijadikan lokasi untuk latihan operasi militer yang dilakukan TNI AU. Dengan menyiagakan sejumlah pesawat tempur baik Sukhoi maupun jenis jet tempur lain.
 
BIN orders 591 firearms to PT Pindad
Rabu, 27 September 2017 05:17 WIB - 733 Views

Jakarta (ANTARA News) - A spokesman of the Indonesian Police Inspector General Setyo Wasisto said, the State Intelligence Agency (BIN) has ordered 591 firearms to the state-owned weapons manufacturer PT Pindad.

"The permit is for 591 (firearms)," Setyo said at the police headquarters here, Tuesday.

However, he could not elaborate details on the weapons type saying that he did not have the data.

In addition to firearms, BIN has also ordered for ammunition.

Setyo said, domestic firearms purchase would only need a buying license, while those from overseas would need import license.

Before the firearms are sent to buyers, the Indonesian Police Bureau of Intelligence and Security (Baintelkam) would record its serial number and conduct ballistic test.

He assured that the firearms currently are still with PT Pindad and yet to be sent to Baintelkam.

The purchasing license for the firearms has been issued in July. "It (the license) was submitted in July."

Controversies on the firearms order arose after TNI Chief Gen. Gatot Nurmantyo said in front of retired military personnel on Friday, he had received intelligence information that a number of institutions had ordered a shipment of 5,000 "illegal" firearms without President Joko Widodos consent.

However, Coordinating Minister for Political, Security and Legal Affairs Wiranto clarified, there had been a "miscommunication" regarding the firearms procurement.

"There is a procurement order for 500 non-TNI standard firearms to Pindad, not 5,000. It was BIN that made the order for intelligence education purposes," Wiranto claimed.(*)
Editor: Heru

COPYRIGHT © ANTARA 2017
 
Uniting Indonesia's generals: The Jakarta Post
dt-generals-280917_2x.jpg

The public was divided when Indonesian Military Commander Gen. Gatot Nurmantyo admitted to having issued an order for soldiers across the country to attend public screenings of the old movie Pengkhianatan G30S/PKI.PHOTO: ST FILE


In its editorial on Sept 28, the paper says the country's generals should put national interest ahead of personal ambitions.
JAKARTA (THE JAKARTA POST/ASIA NEWS NETWORK) - More than the loud alarm, which could be false, about the resurrection of the Indonesian Communist Party (PKI) from its grave, or the political ambition of a general whose retirement is looming, or even the hidden rivalry between all the President's men, the clear and present danger is the lack of communication that has unfolded following a war of words involving top officials responsible for national defence.

The public was divided when Indonesian Military (TNI) Commander Gen. Gatot Nurmantyo admitted to having issued an order for soldiers across the country to attend public screenings of the old movie Pengkhianatan G30S/PKI (Betrayal of the Communists).

The instruction came on the heels of the siege by "anticommunist" groups of the Indonesian Legal Aid Foundation (YLBHI) office, which was hosting a discussion on the mass killings and persecution that marked a communist purge back in 1965-1966.

While the movie about the aborted coup attempt on Sept 30, 1965, which during the Soeharto era was mandatory for schoolchildren, barely triggered a debate within the government, Gatot's disclosure of the allegedly illegal import of firearms by a non-military institution has revealed the rift.

On different occasions, Coordinating Political, Legal and Security Affairs Minister Wiranto and Defence Minister Ryamizard Ryacudu have rebuffed Gatot's allegation, saying the firearms were local products and their procurement for the State Intelligence Agency (BIN) and the National Police had followed the correct procedures.

Both Wiranto and Ryamizard, who are retired Army generals themselves, might try to play down the apparent cracks by saying that Gatot was not fully informed about the arms shopping. Or in Ryamizard's euphemism, quoting President Joko "Jokowi" Widodo, the controversy constitutes "a lack of communication."


Instead of underestimating the polemic in public, we think the uproar over the procurement of firearms should give cause for concern. Not only is the open argument unnecessary, but it also raises questions about their teamwork.

The public may now cast doubts over the nation's safety as top officials mandated to protect the country from insurgency and foreign threats fail to communicate, let alone cooperate, with each other.

If they cannot show unity themselves, how can we be confident in their ability to devise policies and take action to maintain national integrity?

Solid partnership matters, especially between the defence minister as the policymaker responsible for the military budget, and the TNI chief who oversees about 500,000 personnel in the three armed forces.

National defence requires close cooperation, including information sharing, among them given the myriad forms of challenges and threats facing the country today.

As the TNI supreme commander, President Jokowi summoned Wiranto and Gatot on Wednesday.

Jokowi's intervention, if any, will not work if his generals put their personal ambitions ahead of national interests.
 

Country Latest Posts

Back
Top Bottom