What's new

Indonesia Defence Forum

Sorry ma'am, there's something I'm curious.. So far I think Pindad had ussually use CMI products CSE-90LP turret for Tarantula and Badak platforms, but now, why should they open a new tender for this project? Are this procurement to replace the Denel-20 turret which used by Pindad IFV platform before, or is this prepared for a new design platform??
If you have any info regarding to this news, I'am very appreciated... Thanks in advance.

myself is clueless as you are sir, don't know for what kind of Armored vehicle this turret for. But looking at the possibility is not harm to guessing it is for IFV.......
 
Foreign journalists in Papua must abide by Indonesian laws: Minister
Selasa, 26 Mei 2015 20:21 WIB | 431 Views
20141027Menkopolhukam-261014-aw-1_1.jpg

Tedjo Edhy Purdijatno. (ANTARA/Andika Wahyu)
Jakarta (ANTARA News) - Coordinating Minister for Political, Legal and Security Affairs Tedjo Edhy Purdijatno asserted that foreign journalists who wish to cover Papua should abide by the laws of Indonesia.

"As a sovereign country, Indonesia has laws and territorial sovereignty. Foreign journalists should abide by the rules that apply in Indonesia," Purdijatno said at a seminar on "Providing Open Access to Papua for Foreign Journalists" here on Tuesday.

The minister remarked that providing open access to journalists to enter Papua was a strategic policy and that it will help to establish a positive image of Indonesia in the international community.

"It can change the idea the international community has of Papua. The message that violence and violations of human rights do not happen in Papua can be disseminated," Purdijatno pointed out.

In addition, he believes that there are parties who deliver negative information about human rights violations in Papua.

Therefore, any foreign journalists wanting to cover Papua must follow legal procedures such as immigration laws.

Foreign journalists intending to report on Papua are required to fill out permission request forms and submit a letter of assignment from their respective media houses.

Purdijatno also explained that clearance house was essentially to preserve national interests and national sovereignty.

"For a while, the term "clearance house" was renamed to the foreign monitoring team of Indonesia that had the same duties and functions," he added.

Earlier, President Joko Widodo had ordered the Indonesian Military (TNI) and the National Police to stop using repressive security approaches in Papua. The president also stressed on the need to engage in a dialogue with Papuan people as one of the key measures to build mutual trust.

With regard to providing open access to foreign journalists and international organizations to enter Papua and West Papua, Deputy Chairman of Commission I of the House of Representatives Tantowi Yahya lauded the governments step to resolve the problems occurring in Papua.

"It is a good motive to handle the problems in Papua," he said.

Moreover, Chairman of Commission I of the House of Representatives Mahfudz Siddiq stated that the TNI should not be provoked by the OPM that challenges it to wage a war.

"The TNI must promote smart power through the optimization of intelligence operations in handling the OPM," Siddiq remarked here on Monday.

Siddiq pointed out that the Indonesian government should pay serious attention to the region, which is prone to political and military conflicts.

He strongly believes that the OPM wants to incite the Indonesian government into using hard power to handle the separatist movement.

"Because the OPM will take a lot of advantage," he noted.

Siddiq emphasized that the problems in Papua cannot be separated from the interests of foreign actors.

Therefore, he called on the Indonesian government and the TNI to not be provoked by the OPM.
(Uu.A063/INE/KR-BSR/A014)

Foreign journalists in Papua must abide by Indonesian laws: Minister - ANTARA News
 
myself is clueless as you are sir, don't know for what kind of Armored vehicle this turret for. But looking at the possibility is not harm to guessing it is for IFV.......
Yes, that is the same as what I guess.. I think they were preparing a new IFV project but with a larger caliber canon. And what makes this news more interesting is the platform that will be used,, I hope this is a new Development or at least there was an improvement from the existing platforms. And considering this IFV vehicle thats currently we needs, hopefully this will be a good news for us..

Anyway, Thanks for the response ma'am,, and have a good night...
 
TNI seizes three rifles in Aceh
Rabu, 27 Mei 2015 07:18 WIB | 497 Views

Banda Aceh, Aceh (ANTARA News) - The Indonesian military (TNI) in the westernmost Indonesian province of Aceh has seized three rifles and thousands of rounds of ammunition believed to be those of armed criminal group Din Minimi.

TNI personnel seized the rifles following a shootout with the group in Genie village, Tangse sub-district, Pidie district, Aceh province, on Tuesday at around 08.30 p.m. local time, Commander of the Lilawangsa Military Resort Command Colonel A Daniel Chardin said on Tuesday.

"It is still unclear whether any member of the group was shot at. However, the group managed to run away while leaving a number of rifles and rounds of ammunition and field instruments," he said.

The rifles comprised two AK 47 and one SSI V3. The TNI personnel also seized 1,037 rounds of ammunition or bullets for SS1 V3, 516 bullets for AK 47, and one Korean grenade, eight SS1 magazines, and two AK 47 magazines.

The TNI personnel also found a residence identification card (KTP) and a labor social security (Jamsostek) card under the name of Nurdin Ismail alias Din Minimi who is known as the leader of the armed criminal group.

"The evidence is being kept at the 0102 Military Resort Command station in Pidie and the military personnel are chasing the armed criminal group," he said.(*)

TNI seizes three rifles in Aceh - ANTARA News
 
btw, Bung Tomo had exercise and launch her exocet block 2 against ex-KRI Kupang, an LCU in Java Sea


KRI Bung Tomo Tembakkan Rudal Exocet ke Eks KRI Kupang di Laut Jawa 28 Mei

Rabu, 27/05/2015 18:06 WIB

Jakarta - KRI Bung Tomo-357 akan menembakkan rudal Exocet MM-40 Blok II ke eks KRI Kupang di perairan Laut Jawa 28 Mei. Kapal Multi Role Light Frigate (MRLF) KRI Bung Tomo (TOM)-357 dengan Komandan Kapal Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan yang kini masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim, merupakan kapal terbaru milik TNI AL.

Kadispenarmatim Letkol (KH) Maman Sulaeman dalam siaran pers menyatakan, KRI Bung Tomo-357 sudah bertolak dari Dermaga Koarmatim Surabaya menuju Laut Jawa pada Rabu (27/5/2015). Selain KRI Bung Tomo-357, bertolak KRI Diponegoro-365 serta KRI Surabaya-591 sebagai kapal markas.

"Di dalam kapal markas tersebut telah onboard Pangarmatim Laksamana Muda TNI Darwanto, Komandan Guspurlatim Laksamana Pertama TNI ING Ariawan selaku Komandan Gugus Tugas Penembakan dan staf pendukung lainnya. Kepala Staf Koarmatim Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto beserta para Kasatker Koarmatim melepas keberangkatan unsur-unsur tersebut dari Dermaga Koarmatim Ujung," tulis Maman, Rabu (27/5/2015).

Dalam penembakan rudal Exocet tersebut juga melibatkan sembilan kapal perang jajaran Koarmatim. Sembilan kapal yang terlibat dalam latihan penembakan tersebut di antaranya adalah kapal selam KRI Nanggala-402.

Sedangkan website TNI AL menyebutkan, penembakan senjata tersebut juga dalam rangka penyiapan KRI Bung Tomo-357 yang akan tergabung pada Satgas MTF XXVIII-H UNIFIL di Libanon dalam waktu dekat ini. Penembakan rudal Exocet MM-40 Blok II, selain untuk meningkatkan kemampuan tempur unsur-unsur TNI AL juga diharapkan mampu menimbulkan dampak penangkalan (Deterrence Effect) baik bagi Negara maupun non negara (State Actor and Non State Actor) yang akan mengganggu kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

http://news.detik.com/read/2015/05/2...ut-jawa-28-mei
 
another good news,

Bakamla (aka Indonesian Coast Guard) right now is building a large Offshore Patrol Vessel and will order more by the end of this year

Bakamla akan bangun tujuh zona maritim
Rabu, 27 Mei 2015 19:44 WIB | 2.184 Views
Pewarta: Syaiful Hakim

Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan Marauke." Jakarta (ANTARA News) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) akan menambah pangkalan atau zona maritim yang tersebar di wilayah perairan Indonesia dengan membangun tujuh zona maritim guna mendukung sektor keamanan di laut.

Kepala Bakamla, Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit kepada wartawan di Kantor Bakamla, Jakarta, Rabu, mengatakan, saat ini Bakamla sudah memiliki tiga zona maritim yang berada di Manado, Batam, dan Ambon, namun pada awal tahun depan akan ditambahkan tujuh zona lagi.

"Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan Marauke. Ini masih tentatif kita masih melakukan survei dan lokasi di sejumlah wilayah lagi. Kita masih pertimbangkan lagi untuk lebih pastinya. Di Sabang itu penting juga," katanya.

Namun, menurut dia untuk pengadaan pangkalan maritim pihaknya masih terkendala masalah aset dan infrastruktur. Hal itu hingga saat ini masih akan dipersiapkan dalam waktu dekat.

"Setiap pangkalan akan dipimpin oleh eselon dua atau setara bintang satu," ucapnya.

Menurut dia, setiap pangkalan maritim akan terdapat stasiun radar jarak jauh dan satelit untuk menunjang operasi. Selain itu, akan juga dilengkapi peralatan surveillance dan informasi dari satelit, yang bisa memantau siapa saja yang memasuki perairan Indonesia.

Bakamla juga akan melakukan operasi Nusantara V dan Operasi Nusantara VI yang fokus di wilayah Tengah, Timur dan Barat.

"Operasi di wilayah barat, kita akan melakukan patroli di Natuna, wilayah tengah di Laut Sulawesi, dan di wilayah timur di Laut Arafura. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan di laut dari aksi-aksi ilegal, seperti pencurian ikan, people smugling, penyelundupan baranf, penyelundupan bahan bakar dan lainnya," kata Albert Mamahit.

Tak hanya itu, Bakamla juga masuk dalam satuan tugas untuk membantu pengungsi Rohingya yang berada di Aceh.

Perkuat Alutsiskamla

Selain penambahan pangkalan maritim, lanjut Mamahit, Bakamla juga bakal menambah sejumlah alat utama sistem keamanan dan keselamatan laut (alutsiskamla) yang saat ini masih minim, yakni hanya memiliki kapal patroli berukuran 48 meter.

"Pada akhir tahun ini, kami akan memesan tiga kapal patroli. Bakamla juga akan dapat hibah dari TNI AL sebanyak 10 kapal. Kita juga dijanjikan didukung dari Kepolisian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Mereka dukung kehadiran bakamla dengan memberikan dua unit kapal patroli. Harapan sampai lima tahun ke depan paling tidak Bakamla memiliki 30-40 kapal patroli," paparnya.

Selain itu, sejak dua bulan lalu Bakamla sedang membangun kapal berukuran 110 meter di Batam, yang berfungsi memantau wilayah laut hingga wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut lepas.

"Kita perlukan kapal besar, untuk mendukungoperasional kita bisa sampai ZEE dan laut bebas. Kapal itu bisa didarati helikopter. Sehingga jangkauan pantauan semakin luas. Tentunya juga akan menyiapkan pesawat tanpa awak dan pesawat intai amfibi yang bisa mendarat di laut yang sedang di buat oleh Institut Teknologi Bandung," tutur Mamahit yang baru dilantik sebagai Kepala Bakamla RI.

Selain penguatan alutsista, Bakamla juga akan memperkuat sumber daya manusia, dengan merekrut para ahli teknologi dibidangnya untuk menjaga wilayah perairan.

Untuk peningkatan SDM bakamla juga membangun Akademi Keamanan dan Keselamatan Laut, yang sudah dimulai sejak tahun ini. "Pendaftaran mulai bulan Juli 2015. Kuliah bulan September 2015. Sementara gedung kita pinjam dari Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Sambil secara bertahap bangun area pendidikan kita sendiri," ujarnya.

Sehingga diharapkan muncul SDM yang berkualitas untuk menjaga mengawal wilayah laut Nusantara, dimana saat ini Bakamla memiliki 500 personil.

"Dalam waktu lima tahun diharapkan bisa mencapai 2000 personil," tutupnya.
Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © ANTARA 2015
Bakamla akan bangun tujuh zona maritim - ANTARA News
 
another good news,

Bakamla (aka Indonesian Coast Guard) right now is building a large Offshore Patrol Vessel and will order more by the end of this year

Bakamla akan bangun tujuh zona maritim
Rabu, 27 Mei 2015 19:44 WIB | 2.184 Views
Pewarta: Syaiful Hakim

Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan Marauke." Jakarta (ANTARA News) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) akan menambah pangkalan atau zona maritim yang tersebar di wilayah perairan Indonesia dengan membangun tujuh zona maritim guna mendukung sektor keamanan di laut.

Kepala Bakamla, Laksamana Madya Maritim Desi Albert Mamahit kepada wartawan di Kantor Bakamla, Jakarta, Rabu, mengatakan, saat ini Bakamla sudah memiliki tiga zona maritim yang berada di Manado, Batam, dan Ambon, namun pada awal tahun depan akan ditambahkan tujuh zona lagi.

"Tujuh zona maritim yang akan dibangun, yakni di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Cilacap, Makassar, Balik Papan, Natuna, Sorong, dan Marauke. Ini masih tentatif kita masih melakukan survei dan lokasi di sejumlah wilayah lagi. Kita masih pertimbangkan lagi untuk lebih pastinya. Di Sabang itu penting juga," katanya.

Namun, menurut dia untuk pengadaan pangkalan maritim pihaknya masih terkendala masalah aset dan infrastruktur. Hal itu hingga saat ini masih akan dipersiapkan dalam waktu dekat.

"Setiap pangkalan akan dipimpin oleh eselon dua atau setara bintang satu," ucapnya.

Menurut dia, setiap pangkalan maritim akan terdapat stasiun radar jarak jauh dan satelit untuk menunjang operasi. Selain itu, akan juga dilengkapi peralatan surveillance dan informasi dari satelit, yang bisa memantau siapa saja yang memasuki perairan Indonesia.

Bakamla juga akan melakukan operasi Nusantara V dan Operasi Nusantara VI yang fokus di wilayah Tengah, Timur dan Barat.

"Operasi di wilayah barat, kita akan melakukan patroli di Natuna, wilayah tengah di Laut Sulawesi, dan di wilayah timur di Laut Arafura. Ini dilakukan untuk menjaga keamanan di laut dari aksi-aksi ilegal, seperti pencurian ikan, people smugling, penyelundupan baranf, penyelundupan bahan bakar dan lainnya," kata Albert Mamahit.

Tak hanya itu, Bakamla juga masuk dalam satuan tugas untuk membantu pengungsi Rohingya yang berada di Aceh.

Perkuat Alutsiskamla

Selain penambahan pangkalan maritim, lanjut Mamahit, Bakamla juga bakal menambah sejumlah alat utama sistem keamanan dan keselamatan laut (alutsiskamla) yang saat ini masih minim, yakni hanya memiliki kapal patroli berukuran 48 meter.

"Pada akhir tahun ini, kami akan memesan tiga kapal patroli. Bakamla juga akan dapat hibah dari TNI AL sebanyak 10 kapal. Kita juga dijanjikan didukung dari Kepolisian, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP). Mereka dukung kehadiran bakamla dengan memberikan dua unit kapal patroli. Harapan sampai lima tahun ke depan paling tidak Bakamla memiliki 30-40 kapal patroli," paparnya.

Selain itu, sejak dua bulan lalu Bakamla sedang membangun kapal berukuran 110 meter di Batam, yang berfungsi memantau wilayah laut hingga wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan laut lepas.

"Kita perlukan kapal besar, untuk mendukungoperasional kita bisa sampai ZEE dan laut bebas. Kapal itu bisa didarati helikopter. Sehingga jangkauan pantauan semakin luas. Tentunya juga akan menyiapkan pesawat tanpa awak dan pesawat intai amfibi yang bisa mendarat di laut yang sedang di buat oleh Institut Teknologi Bandung," tutur Mamahit yang baru dilantik sebagai Kepala Bakamla RI.

Selain penguatan alutsista, Bakamla juga akan memperkuat sumber daya manusia, dengan merekrut para ahli teknologi dibidangnya untuk menjaga wilayah perairan.

Untuk peningkatan SDM bakamla juga membangun Akademi Keamanan dan Keselamatan Laut, yang sudah dimulai sejak tahun ini. "Pendaftaran mulai bulan Juli 2015. Kuliah bulan September 2015. Sementara gedung kita pinjam dari Akademi Angkatan Laut di Surabaya. Sambil secara bertahap bangun area pendidikan kita sendiri," ujarnya.

Sehingga diharapkan muncul SDM yang berkualitas untuk menjaga mengawal wilayah laut Nusantara, dimana saat ini Bakamla memiliki 500 personil.

"Dalam waktu lima tahun diharapkan bisa mencapai 2000 personil," tutupnya.
Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © ANTARA 2015
Bakamla akan bangun tujuh zona maritim - ANTARA News[/url]
Yess!! After such a long time stagnation, finally there's enlightening news about the long-term planes of Bakamla.. For the next few years, it seems we'll be able to see the positive results from Jokowi's maritime vision, and also, next we can expect more and more patrol ships being acquired to support our Bakamla's...

But wait,, 110 metres offshore patrol ships being built locally?? Wow,, I think this platform is capable enough to secure our EEZ's, and also this would be a big leap for our local shipbuilding industries,, great job!!!
And Thanks for mentioning this news ma'am..
 
Last edited:

Back
Top Bottom