What's new

Indonesia Aerospace Forum

Indonesia University will involve to desain, repair and upgrade the aircraft

RI – Korea Lakukan Kerjasama Pengembangan Pesawat Jet Tempur Generasi 4.5
18.00 Garuda Militer No comments

Libatkan ITB Untuk pengembangan kedepanhttps://4.bp.blogspot.com/-JLtxA_OO...GAs/s400/ff6dbf6812ef3c55b2ce471d70f0bd03.jpg

ff6dbf6812ef3c55b2ce471d70f0bd03.jpg

Desain pesawat tempur KFX/IFX [Mildom] ★

D
alam meningkatkan kemampuan industri pertahanan nasional dan kemandirian teknologi nasional terkait dengan kemampuan memelihara dan mengembangkan pesawat tempur, Pemerintah Indonesia melalui Kemhan RI dan Pemerintah Republik Korea melakukan kerjasama pengembangan pesawat jet tempur generasi 4.5.

Pengembangan pesawat jet tempur jenis KF-X/IF-X ini merupakan implementasi kerjasama strategis antara Pemerintah RI dalam hal ini PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) dan Pemerintah Korea Selatan, yang ditandatangani pada 2006 lalu. Hal tersebut terungkap dalam acara jumpa pers antara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Kemhan RI Dr. Ir. Anne Kusmayati, M.Sc dengan awak media yang di Balai Media Kemhan, Jumat (28/7).

Pengembangan pesawat tempur secara mandiri lebih menguntungkan karena desain pesawat yang dibuat dapat menyesuaikan dengan persyaratan operasional dari PT DI. Kini, program tersebut masih dalam tahap peningkatan kesiapan teknologi PT DI untuk melakukan Engineering Manufacture Development (EMD).

Rencananya, KF-X/IF-X akan diluncurkan pada tahun 2021 untuk mendapat sertifikasi rancang bangun. Paling lambat pada tahun 2026, prototype atau purwarupa akan dioperasikan untuk memastikan pesawat dapat terbang dan bermanuver dengan baik, sesuai spesifikasi operasional.

1496980790sheldon%2Bkfx.jpg

[Sheldon]

Program pengembangan pesawat jet tempur KF-X/IF-X ini akan menjadi titik bangkit Indonesia dalam kemandirian industri pertahanan karena secara langsung akan mempengaruhi peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM), fasilitas dan infrastruktur PT. DI selaku industri pertahanan nasional dalam bidang kedirgantaraan.

Saat ini PT. DI telah mengirimkan 81 tenaga ahli ke Korean Aerospace Industry (KAI) di Sacheon City untuk mendapatkan pembekalan tentang sistem dan standar prosedur kerja di KAI. Disamping memperkuat PT. DI selaku industri pertahanan nasional yang akan terlibat langsung sebagai sub bagi KAI, Kemhan RI juga melakukan kerjasama dengan ITB dan Cranfield University untuk program post graduate dan program doktoral dalam rangka untuk melakukan pengembangan dan prototype.

Saat ditemui awak media dalam jumpa pers yang dimoderatori Kapuskom Publik Brigjen TNI Totok Sugiharto, S.Sos, Kabalitbang mengungkapkan bahwa dari segi biaya reparasi, memproduksi pesawat tempur sendiri lebih murah. Karena dapat menekan biaya operasional yang mencakup biaya produksi dan komponen, selain itu, akan lebih mudah dalam urusan perawatan (maintenance), perbaikan (repair), dan pembaharuan (upgrade) karena dapat dilakukan sendiri.

Sementara, urusan modifikasi dan integrasi persenjataan juga mudah karena tidak perlu menunggu persetujuan dari produsen pesawat dan rencananya pesawat tempur ini nantinya akan dipasarkan ke negara-negara Asia Pasifik. (ERA/RAF)

Kemhan
 
Rajawali 720, Bukan Sekedar Drone


UAV berbentuk unik itu mulai meraung. Kecepatannya bertambah dan kemudian akhirnya lepas landas. Inilah UAV besutan PT. Bhineka Dwi Persada, yang diberi nama Rajawali 720. Selain bentuknya yang tidak biasa, spesifikasi UAV ini bisa dibilang lebih besar dibanding UAV lokal lainnya.

DRONEKEMHAN-5-copy.jpg

Secara umum, Rajawali 720 memiliki panjang 4 meter dan rentang sayap 7 meter. Dengan payload 100 kg, UAV ini memiliki kecepatan jelajah hingga 135 km/jam. Namun yang istimewa adalah ketahanan terbangnya yang bisa mencapai lebih dari 20 jam. Sementara jarak terbang Line of sight, masih di angka 150an km. Angka ini bisa bertambah jika Rajawali 720 bisa terkoneksi dengan kendali melalui satelit.

drone%2B5.jpg

Namun bukan hanya UAV yang ditawarkan. PT. Bhineka dwi persada juga merancang sistem integrasi antara UAV dan Prajurit di lapangan dalam sebuah Mobile Command Control Vehicle. MCCV ini murni desain PT. Bhineka bekerja sama dengan Balitbang Kemhan. Kendaraan truk ini, bukan hanya sebagai pengendali UAV, tapi juga sebagai mobil komando lapangan.

2017-07-27-12-59-52-1.jpg

Data dari UAV Rajawali nantinya bisa secara real time diteruskan ke prajurit di garis depan. Sebuah mobil kontrol, bisa mengendalikan hingga 64 prajurit sekaligus. Selain itu, prajurit juga nantinya dibekali kamera serta peralatan lain yang bisa dimonitor oleh komandan di dalam truk. Sistem pengantaran data sendiri menggunakan jaringan LTE buatan sendiri atau radio link yang tertutup sehingga dijamin keamanannya. PT. Bhineka menyebut sistem ini sebagai Indonesia Future Soldier. Menarik bukan? Semoga saja inovasi ini dilirik oleh Kemhan dan TNI.

ARC
I'm more interested about that inter-soldier datalink concept. Got more details?
 
PESAWAT PT DI N-219 JALANI TAHAP MEDIUM SPEED TEST
pesawat-n219-di-ptdi-kota-bandung-_160307174039-993.jpg


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan pengembangan pesawat N-219 yang dikembangkan bersama oleh PT Dirgantara Indonesia dan LAPAN saat ini memasuki tahap medium speed test.

"N-219, sekarang sudab masuk tahap medium speed test, sudah keluar hanggar. Layak terbang tapi masih uji jalan," kata Nasir usai membuka The 6th International Eijkman Conference di Jakarta, Selasa (1/8).

Menurut dia, seminggu yang lalu pesawat multi fungsi bermesin dua yang didesain untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil ini sudah sempat terbang sekitar 10 hingga 15 menit. "Saya ingin cek itu untuk pastikan N-219 sudah bisa terbang. Mudah-mudahan 2017 jadi tahun kebangkitan kedirgantaraan Indonesia," ujar Nasir.

Pesawat yang terbuat dari logam dan dirancang untuk mengangkut penumpang maupun kargo ini dibuat dengan memenuhi persyaratan FAR 23, dirancang memiliki volume kabin terbesar di kelasnya dan pintu fleksibel yang memastikan bahwa pesawat ini bisa dipakai untuk mengangkut penumpang dan juga kargo.

"Pesawat ini 100 persen hasil penelitian orang Indonesia, tapi sebagian materialnya didatangkan dari luar negeri. Sayapnya 100 persen dalam negeri dan bisa diproduksi jika pesawat sudah mulai produksi," katanya.

Pesawat yang bisa menampung 19 orang ini dirancang untuk bisa mendarat di landas pacu relatif pendek antara 500-600 meter. Jika mendesak, pesawat ini bahkan bisa didaratkan di jalan raya.

Pesawat N-219 telah dipamerkan kepada masyarakat, banyak perusahaan asal Benua Afrika yang siap untuk membeli pesawat itu. Bahkan, ada salah satu perusahaan asal Nigeria yang menawarkan proses assembling dilakukan di negaranya.

Red: Nidia Zuraya
Source: Antara
 
N219 First test fly

Penampakan Tes Terbang Perdana N219


IMG-20170809-WA0040.jpg

Pesawat N219 bersiap terbang (photo : Info Penerbangan)

Infopenerbangan,- Pesawat besutan PT. Dirgantara Indonesia N219 sudah mulai melakukan rangkaian test. Hari Rabu (9/8/2017 beredar dibeberapa akun sosial media penampakan perdana pesawat yang sedang melakukan uji coba di landasan pacu bandar udara Husein Sastranegara.

Uji coba yang dilakukan adalah highspeed taxi dan diikuti dengan nose lift off. Nampak N219 melewati tahapan ini dengan mulus dan lancar.

Diyakini uji coba perdana ini dilakukan oleh Capt. Ester Gayatri Saleh dan Copilot Ade Bayu dan berapa teknisi didalamnya.

infopenerbangan belum mendapatkan keterangan resmi dari PT. DI terkait adanya test flight perdana hari ini. Dari informasi yg dihimpun, uji coba akan dilanjutkan hari ini Kamis (10/8/2017).

(Info Penerbangan)
 


e670b54d-ee2a-4962-ae48-0e0b6bfd5d49.jpg
07073e68-96a6-4caa-b9b3-70bc7021d061_169.jpg
ac3c5737-50ac-42dc-9de0-a3beab78b522_169.jpg
c270ec66-c297-498c-8e05-8aec1b9b138b_169.jpg
c9c9235f-7d45-4179-8df4-53cee18b2b69_169.jpg
99a1b407-1b55-44e5-bcb1-4a5656dc31b6_169.jpg
787ffd9f-684f-425a-812b-b4479f9dad5b.jpg
5b4d3507-10fb-4275-8e8b-84f67815c6cc.jpg

N219
The nation's products are present for the country

Maiden Flight, N219 Aircraft Explores Bandung Skies
Wednesday, 16 Augst 2017 | 11:30 WIB

N219 aircraft manufactured by PTDI

BANDUNG, NETRALNEWS.COM - The aircraft manufactured by PT Dirgantara Indonesia (DI), N219, is performing the inaugural flight from the runway of Husein Sastranegara Airport, Jalan Pajajaran number 154 Bandung, at around 09:13 am, today, Wednesday (8/16/2017).

Cheers of proud from hundreds of employees and invited guests accompanied the white plane during its maiden flight.

The flight test of N219 was witnessed by the Head of National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Thomas Djamaludin, Director General of Air Transportation at Transportation Ministry Agus Santoso, President Director of PT DI Budi Santoso and PT DI officials.

Budi Santoso said the N219 prototype aircraft was flying on the skies of Bandung for 20 minutes. The route taken was Batujajar and Saguling Reservoir, West Bandung regency.

The N219 aircraft is designed to fly remote areas with a passenger capacity of 19 people. N219 aircraft can be used to transport civilian passengers, military transport, freight or cargo, medical evacuation, to assistance during natural disasters.

The N219 aircraft is able to carry a load of 7,030 kilograms at take off and 6,940 kilograms on landing. The speed of N219 aircraft can reach 210 knots with economic speed of 190 knots.

Bandung-made aircraft is powered with two Pratt & Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 engines each powered at 850 SHP and equipped with Hartzell 4-Blade Metal Propeller. (*)


http://www.en.netralnews.com/news/b....flight..n219.aircraft.explores.bandung.skies
 
825197967.jpeg
1377344568.jpg
2377027455.jpg
914803363.jpg
3013488856.jpg

http://regional.kompas.com/read/201...ang-perdana-dengan-pilot-esther-gayatri-saleh

After N219, PT DI Prepared to work on N245 with Lapan
Wednesday, August 16, 2017 | 18:49 hrs
fb_img_1485463318010.jpg


TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia and Lapan prepare to develop the N245 aircraft project that has been proclaimed by the government as an additional program of national strategic project at Presidential Regulation No. 58 of 2017. This was done after PT DI conducted the first flight test of N219 aircraft.

"I expect with this 'first-flight' N219 government will help us to program N245. Lapan also seriously helps us. We will work together to find some of the development costs from the government, partly from the cooperation partners, "said PT DI President Director Budi Santoso in Bandung, West Java, Thursday, August 16, 2017.

Budi said the N245 aircraft project has been prepared by PT DI as the development of the N235 aircraft. "We use what we can use on N235 planes. Maybe 80 percent will be the same, only 20 percent to 30 percent difference, and we can get a commercial aircraft, "he said.

According to Budi, N245 aircraft that will be prepared purely as a commercial aircraft to transport passengers. "If N235 is better for military aircraft and special cargo. If for commercial aircraft can N245, with terget (can operate on) runway below 800 meters, and still can landing in 'unprepare-land' on grass ground and others, "he said.


Budi said the N245 is designed as a propeller aircraft to transport passengers and is under the ATR72 version of the passenger plane. "We will enter the area of 50 passengers. PT DI designs approximately 54 passengers. Because I like to go back and forth the numbers, I made it 45 (N245), "he said.

PT DI will now begin drafting the design of the aircraft. "New design. We will start in the wind tunnel, "said Budi.

Budi said, a number of aircraft industry companies abroad have expressed interest to work together to make the N245 aircraft. But he is still reluctant to elaborate. "About 6 months away from my story. I am still looking for an interested partner. Some are interested but have not calculated the money. If you are interested a lot, "he said.

Head of Lapan Thomas Djamaludin confirmed his institution is working with PT DI for N245 aircraft development project. "After this, we seek the development of the next type of aircraft, the N245. Its specifications for the middle class with a load of about 50 passengers, "he said in Bandung.

AHMAD FIKRI

Read more at http://nasional.tempo.co/read/news/...iap-garap-n245-with-wapan#WBHqCgFzbjXE7ZOV.99
 
n219.jpg


US aerospace firms invest in Indonesia

US firms UTC Aerospace Systems (UTAS) and Jabil have inaugurated new industrial facilities in Bandung, Indonesia, to manufacture aerospace components and systems, the companies have confirmed to Jane's .

The facilities, which are co-located but will operate independently from one another, will be positioned to meet commercial and military requirements with a wide range of products exported to global Tier 1 customers. The two companies' total investment in the new facilities is understood to be about USD100 million.

The investment represents an expansion of UTAS's previous footprint in Bandung – in which it has been operating for 20 years – with the new manufacturing complex geared towards optimising efficiencies with Jabil, one of UTC's key suppliers.

http://www.janes.com/article/73141/us-aerospace-firms-invest-in-indonesia
 

Latest posts

Back
Top Bottom