CN 235 siap dimodifikasi untuk militer Malaysia (1)
by
KKIP | Dec 10, 2020 |
Artikel |
0 comments
Bagian 1
Dunia dirgantara Indonesia harus bangga. Mahakarya dari almarhum presiden ke tiga kita, Habibie kini digunakan oleh negara lain. Salah satu negara yang memakai CN 235 adalah Malaysia.
Setelah Februari 2020 diberitakan banyak media Malaysia tentang rencana Malaysia untuk mengkonversi enam armada CN 235 220 menjadi pesawat intai maritim. Pada bulan September 2020, unit perdana CN-235 220 AU Malaysia telah tiba di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, guna memulai proses konversi yang telah tertunda akibat pandemi Covid-19.
Pesawat CN 235 dengan nomer M44-05 telah tiba mendarat di Bandung pada 2 September lalu. Proses konversi nantinya akan dilakukan di hanggar PT Dirgantara Indonesia, dimana PT DI dalam proses konversi bertindak sebagai
Original Equipment Manufactur (OEM). Awalnya jadwal konversi akan dimulai pada bulan April/Mei 2020, tapi terpaksa ditunda akibat pembatasan perjalanan ke Indonesia.
Walaupun konversi CN-235 220 Malaysia dikerjakan dengan fasilitas PT DI, namun pelaksana konversi akan melibatkan dua perusahaan asing, yaitu Science and Engineering Services International dan Integrated Surveillance and Defence Inc. Keterlibatan perusahaan asing ini sebenaranya wajar karena kedua perusahaan tersebut sebenarnya yang bertanggung jawab untuk instalasi dan integrasi beragam perangkat elektronik untuk misi MPA.
Untuk teknologi yang akan dipasangkan menggunakan Merlin maritime surveillance system yang dikembangkan oleh Integrated Surveillance and Defense, perusahaan berbasis di Oregon. Merlin mission equipment terdiri dari maritime surveillance radar, electro-optical sensor turret dan electronic support measures system.
[Masih berlanjut...]
CN 235 siap dimodifikasi untuk militer Malaysia (2)
by
KKIP | Dec 28, 2020 |
Artikel |
0 comments
Bagian 2
Untuk teknologi yang akan dipasangkan menggunakan Merlin maritime surveillance system yang dikembangkan oleh Integrated Surveillance and Defense, perusahaan berbasis di Oregon. Merlin mission equipment terdiri dari maritime surveillance radar, electro-optical sensor turret dan electronic support measures system.
Pada waktu sebelumnya PT DI pernah menawarkan program upgrade CN-235 MPA untuk Malaysia dengan nilai US$30 juta. Awalnya PT DI menawarkan paket instalasi Airborne Maritime Situation and Control System (AMASCOS) dari Thales dan beragam sensor untuk misi MPA.
Support USA
Adopsi perangkat
maritime surveillance system besutan AS pada CN-235 Malaysia bisa kita maklumi. Hal ini karena dana proyek konversi ini adalah Washington lewat program Maritime Security Initiative (MSI). Dengan konversi dua unit CN-235 menjadi varian MPA, maka Malaysia telah mendapatkan dua item dalam program MSI.
Pada bulan Mei 2020, AL Malaysia telah mendapatkan hibah 6 unit drone intai ScanEagle, total Malaysia akan menerima 12 unit ScanEagle. Paket hibah drone ini juga diterima Indonesia dan Filpina. Ini semua adalah bagian dari program MSI.
Spesifikasi Umum CN 235
Untuk karakterisitik umumnya sebagai berikut:
- Kru: dua pilot.
- Kapasitas: sampai 45 penumpang.
- Panjang: 21.40 m (70 ft 3 in)
- Bentang sayap: 25.81 m (84 ft 8 in)
- Tinggi: 8.18 m (26 ft 10 in)
- Area sayap: 59.1 m² (636 ft²)
- Berat Kosong: 9,800 kg (21,605 lb)
- Berat Isi: 15,500 kg (16,500 kg Military load) ( lb)
- Maksimum takeoff: 15,100 kg (33,290 lb)
- Tenaga Penggerak: 2× General Electric CT79C turboprops, 1,395 kW (1,850 bhp) each
- Sedangkan untuk kemampuannya sebagai berikut:
- Kecepatan Maksimum: 509 km/j (317 mpj)
- Jarak: 796 km (496 mil)
- Ketinggian Maks: m ( ft)
- Daya Menanjak: 542 m/min (1,780 ft/min)
- Beban Sayap Maks: kg/m² ( lb/ft²)
- Power/berat: kW/kg ( hp/lb)
Negara-negara yang memakai CN 235
PT. DI hingga saat ini telah mengekspor puluhan unit pesawat terbang CN235 kepada pemesannya di luar negeri, yaitu Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Nepal dan Brunei Darussalam. Untuk pelanggan dalam negeri adalah TNI AU, TNI AL dan Merpati Nusantara Airlines.
Untuk kebutuhannya, tidak semua diperuntukan untuk militer. Beberapa pesawat dibeli untuk kepentingan penerbangan komersial di wilayah-wilayah kepulauan, ada juga yang diperuntukan untuk pesawat perorangan orang (VVIP). Semua pesawat ini dimodifikasi sesuai dengan permintaan dari klien.
--------------
these news were from KKIP,
according to
id wikipedia the airforce/tni-au still have 16 CN-235 110/220M and 3 CN-235 MPA.
why not they converted some of CN-235 utility transport to MPA too.
since the airforce already have a dozen C-295.